Bedah Puisi Bu Nina: Ketika Hujan Menyapa Mesra

Puisi, sebagai bagian dari sastra, selalu memberikan sensasi tersendiri bagi insan penyukanya. Dengan diksi yang apik dan terpilih, memancarkan makna yang luas dari setiap untaian katanya. Memotivasi jiwa, menginspirasi, dan menambah daya juang dan semangat.

Bergelut kembali dengan dunia sastra, setelah sekian waktu “meninggalkan” dunia indah itu. Memang dulu, ada sedikit anomali. Kuliah di STAIS Al I’anah Cianjur, namun aktif menjadi pengelola Majalah Suaka UIN Bandung, bidang sastra. Bersekolah di SMAN Ciranjang, namun aktif di DKM Al Ma’wa SMAN 1 Cianjur. Memang anomali….hehe…

Kembali mengagumi sastra, mengasah rasa, memulai dengan me-review puisi-puisi dari rekan guru, untuk selanjutnya menayangkannya di web SMPN 1 Mande. Review sederhana, sekedar menguatkan makna dari puisi tersebut, tak lebih.

Seorang guru, Bu Nina Gartina, mengirim kembali sebuah puisi. Tema yang diambil kali ini adalah “Hujan“. Sesuai dengan kondisi saat ini yang sering hujan juga ya.

Kita langsung membaca secara utuh puisi tersebut berikut ini.

H U J A N
Malam hendak usai
Kau memanggilku dengan hujan-Mu
Bulir hujan yang jatuh
Membangunkanku
Syahdu
Penuh rindu
Kau mesra membuaiku dalam nyanyian hujan-Mu

Seraya Kau kata…
Dalam hujan-Ku
Langitkanlah Do’amu!!!
Mumpung pagiku belum tiba
Rintihkanlah
Curahkanlah

Wahai jiwa yang tenang
Sujudlah
Beratkanlah keningmu
Dalam hamparan sajadahmu

Andai dadamu sesak
Jangan kau tahan tangismu
Mengadulah
Maha Kuasa sedang sangat merindukanmu
Damailah dalam sedamai-damainya jiwa

Karena esok…
Boleh jadi…
Hujan-Nya tak lagi memanggilmu
Karena engkau
Telah kembali pulang pada-Nya

====Nina Gartina====

Review Sederhana

Ketika kita berazam untuk bangun malam dan melaksanakan shalat tahajjud, sedari awal kita sudah mempersiapkan segalanya, salah satunya pengingat waktu/alarm. Alarm dari HP maupun beker.

Baca Juga:  Sosok Caraka Yang Paling Lama Mengabdi di Satman

Tapi ketika kita sudah terbiasa melaksanakannya, apapun bisa membangunkan tidur kita. Hujan salah satunya. Gemericik bunyi bulir hujan di ujung malam, menjadi simponi mesra yang membangunkan kita dari buaian mimpi, untuk bersegera mengambil wudhu dan menghadap Sang Penggenggam Kehidupan.

Keindahan nuansa ini terekam dalam bait berikut:

Malam hendak usai

Kau memanggilku dengan hujan-Mu

Bulir hujan yang jatuh

Membangunkanku

Syahdu

Penuh rindu

Kau mesra membuaiku dalam nyanyian hujan-Mu

Maka, dalam lebatnya hujan dan suara indah gemericik bulir-bulirnya yang jatuh, kita menengadahkan tangan memohon apapun yang kita butuhkan untuk menjalani kehidupan. Allah Ta’ala memberi garansi, pengabulan atas segala permohonan.

Indahnya panggilan Allah kepada setiap jiwa yang memaksa diri bangun di tengah/ujung malam, tergambar dalam baitu berikut:

Seraya Kau kata…

Dalam hujan-Ku

Langitkanlah Do’amu!!!

Mumpung pagiku belum tiba

Rintihkanlah

Curahkanlah

Wahai jiwa yang tenang

Sujudlah

Beratkanlah keningmu

Dalam hamparan sajadahmu

Maka bercurhatlah kepada-Nya, keluarkan segala isak tangis dan derita kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana Nabi Ya’kub a.s yang senantiasa mengadukan segalanya kepada Ilahnya.

Baca Juga:  Puisi-puisi Sederhana, Penuh Makna

إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ


Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya“.

Andai dadamu sesak

Jangan kau tahan tangismu

Mengadulah

Maha Kuasa sedang sangat merindukanmu

Damailah dalam sedamai-damainya jiwa

Karena esok…

Boleh jadi…

Hujan-Nya tak lagi memanggilmu

Karena engkau

Telah kembali pulang pada-Nya

Subhanalloh, saudaraku. Mumpung kita masih ada waktu, mumpung semuanya masih ada peluang untuk beramal, maka langkah terbaik adalah memaksimalkan ibadah, sesuai yang kita mampu.

Semoga kita istiqomah!

Profil Penulis

Deni Kurnia
Deni Kurnia
Seorang Pembelajar, Tak Lebih.

www.abufadli.com
Artikel Terbaru dari Penulis
Baca Juga:  Mengenal Guru IPA di SMPN 1 Mande

Bagikan:

Tags

Related Post

Satu tanggapan untuk “Bedah Puisi Bu Nina: Ketika Hujan Menyapa Mesra”

  1. Thanks for the marvelous posting! I certainly enjoyed reading it, you happen to be a great author.

    I will make certain to bookmark your blog and
    will eventually come back in the foreseeable future.
    I want to encourage continue your great posts, have a nice holiday weekend!

Tinggalkan komentar