Sebagai bagian dari sastra, puisi memiliki keunikan tersendiri. Salah satu kekhasannya adalah ringkas dalam penggunaan kata, namun bernas dalam kandungan makna.
Ini tentu menjadikan penulis puisi harus cermat dalam memilih diksi yang sesuai. Ciri umum keunikan puisi juga terletak pada rima dan irama, setiap akhir kalimat, yang biasanya berfonem yang senada.
Pada rubrik Bedah Sastra kali ini, kita akan coba “membedah” anatomi sebuah puisi karya Bu Nina Gartina, yang bertemakan pengabdian kepada orang tua.
Sebenarnya urusan bedah membedah karya sastra, bukan kapasitas saya untuk melakukannya. Alasan utamanya, minim ilmu tentang kebahasaan. Awam tentang fonem, vokal, konsonan, rima, irama, diftong, dll (mohon koreksi jika keliru).
Namun, tak ada salahnya untuk mencoba. Jika membedahnya berhasil, ya SELAMAT dan jika gagal, ya TAMAT.
Okeh, kita langsung olah TKP, dengan membaca puisi secara lengkap karya Bu Nina Gartina.
Karena Rasa Sesal Susah Sirna
SESAL SAYANG Sesal…meski dibalut do’a Tak mampu mengganti rasa Berkorban ketika mereka ada Adalah penyempurnaan rasa jiwa Saat sesal kau rasa, mereka telah tiada Tiada guna Sungguh tiada guna Karena rasa sesal, susah sirna Teruntuk: Mamah Bapak Penyesalan nanti tak ada arti. Berbakti di sisa umur kami dan umur mereka, bukan sebaliknya. Cukuplah saat kecil kami, mereka yang jadi pejuang kehidupan kami, kini… jangan sampai Engkau masih biarkan kami pada posisi itu. Na'udzu. Hanya berharap kekuatan itu dari-Mu Allahku Sehatkan mereka, sayangi mereka Jadikan kami pembakti-Mu
Review Sederhana Konten Puisi
Berbakti kepada ayah ibu (birrul walidain) adalah sebuah kewajiban agama, jika tidak melaksanakannya, maka termasuk dosa besar. Perkara ini tidak bisa kita anggap hal yang enteng.
Puisi ini berbicara mengenai kewajiban tersebut. Jika orang tua masih ada, maka itu adalah sebuah kesempatan emas untuk menunjukkan bukti dari bakti.
Namun jika orang tua telah tiada, maka penyesalan yang akan terasa. Penyesalan akan minimnya pengabdian. Penyesalan akan kurangnya curahan kasih sayang kepada mereka.
Penekanan hal tersebut, termaktub dalam bait berikut:
Berkorban ketika mereka ada Adalah penyempurnaan rasa jiwa Saat sesal kau rasa, mereka telah tiada Tiada guna Sungguh tiada guna Karena rasa sesal, susah sirna
Penyesalan akan minimnya pengabdian, tidak akan terobati walau dengan sederet untaian doa, walau memang itulah yang dibutuhkan mereka yang sudah tiada.
Kita bisa menemukan penekanan ini pada bait:
Sesal…meski dibalut do’a
Tak mampu mengganti rasa
Maka, untuk menunjukkan bukti atas bakti tadi, pengabdian kepada mereka selagi ada, dengan segenap rasa dan jiwa, adalah langkah yang utama. Sebelum semuanya terlambat, sebelum rasa sesal menghampiri.
Review Sederhana atas Pemilihan diksi
Beberapa catatan untuk puisi ini ( catatan dari seorang awam hehe):
- Secara umum, pemilihan kata (diksi) dan irama suara kata sudah bagus. Aturan SPOK (Subjek Predikat Objek Keterangan), memang dalam puisi tidak menjadi unsur utama kebahasaan, begitu pun dengan puisi ini.
- Kepadatan makna dari kata-kata yang ditampilkan, sudah memadai. Makna yang bisa dimunculkan dari setiap kata, luas dan mendalam.
Kesimpulan
Pemilihan diksi sudah memadai, dan makna dari kata-kata luas juga mendalam. Kondisi ini memungkinkan pesan bisa sampai kepada pembaca secara maksimal.
Ya, setiap hasil membutuhkan proses. Keteguhan dalam menjalani proses, menentukan tujuan tercapai atau terbengkalai. Termasuk menjalani proses “bermain” dalam kebahasaan, makin intensif menjalani latihan menuangkan isi fikiran, makin terbiasa dengan pemilihan kata yang tepat.
Itulah review karya sastra yang bagus, dari seorang yang awam sastra. Mangga, saran dan kritik boleh disampaikan.
Terima kasih Bu Nina Gartina.
Profil Penulis
-
Seorang Pembelajar, Tak Lebih.
www.abufadli.com
Artikel Terbaru dari Penulis
- Artikel13 November 2024Tanggal 13 November Hari Kebaikan Sedunia, Pentingkah?
- Satman News11 November 2024Surat Himbauan Disdikpora Cianjur tentang Larangan dan Dampak Negatif Judi Online
- Satman News11 November 2024Upacara Bendera SMPN 1 Mande: Mengenang Hari Pahlawan dengan Semangat Teladan
- Satman News7 November 2024Sosialisasi Komunitas Belajar (Kombel) di SMPN 1 Mande: Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Kolaborasi Guru
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.