Saat kata tak lagi perlu, saat tanya tak lagi penting. Kali ini, biarlah temaram rembulan menggantikan semua. Dengarlah ribut serangga, gemerisik lalang jadi jawabannya
Jangan pergi sebelum usai, nikmati senandung syahdu pepohonan, serta semilir angin yang berkelir. Jadikan semua ini bekal bagimu, melalui hari-hari yang tak pasti
Hidup itu satu temali dengan kesedihan, dan kepedihan setali dengannya. Perpisahan itu adalah guru yang mengajarkan, berharganya pertemuan dan detik-detik kebersamaan
Tapi tiap cinta pasti harus dilepas, tiap kisah harus punya akhir. Tapi perasaan hati tak sebodoh logika, yang bisa dialihkan dengan persamaan dan formula, dengan data dan fakta
Malam ini, aku mencoba memperlambat waktu dengan diam. Menghitung detik dengan detak. Berlagak romantis untuk menutupi kekecewaanku, menyerapah kepengecutanku
Keringatku menetes, tapi yang dingin jantungku. Aku putuskan untuk menyampaikan isi hatiku. Memaksa bibirku membuka, lalu menoleh kepadamu, lalu berkata
Tapi suaraku tercekat. Kulihat engkau memandangi langit. Dengan airmatamu yang mengalir, dan senyuman terindah yang pernah terukir di ingatan siapapun
Dan akupun mengerti. Tak semua rasa perlu dikata.
Profil Penulis
-
Seorang Pembelajar, Tak Lebih.
www.abufadli.com
Artikel Terbaru dari Penulis
- Satman News19 November 2024Permendikbud No. 22 Tahun 2018: Pedoman Upacara Bendera di Sekolah
- Satman News19 November 2024Diskon 50%, Guru-Guru SMPN 1 Mande Antusias Serbu Bazaar Perabotan Rumah Tangga
- Satman News18 November 2024Upacara Bendera di SMPN 1 Mande: Inspirasi Panca Prasetya dan Unjuk Prestasi Pramuka
- Artikel13 November 2024Tanggal 13 November Hari Kebaikan Sedunia, Pentingkah?
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.