Ada sebuah status medsos dari seorang wali siswa, bernada humor, namun juga sitir, terhadap pembelajaran daring. Status ringan mungkin bagi beliau, namun juga menarik untuk dikritisi. Statusnya berbunyi:

Suka tidak suka, mau tidak mau, senang tidak senang, pembelajaran daring (online) harus kita jalani. Memang metode pembelajaran ini bukanlah metode terbaik dalam proses mendidik anak bangsa. Namun, inilah opsi yang “terpaksa” kita pilih untuk tetap melangsungkan kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran daring menyisakan berbagai masalah, mulai dari ketidaktersediaan gadget, minim kuota, dan juga penguasaan gadget itu sendiri.
Menepis Nada Miring Pembelajaran Daring
Jika kita seksama membaca status di atas, ada beberapa catatan yang bisa saya tuliskan di sini, antara lain:
- Pembelajaran dalam Islam memang sifatnya talaqi, bertatap muka. Karena prinsip pembelajaran itu not only transfering the knowledge, tetapi lebih dari itu, proses peniruan keteladanan sang guru. Dan daring, hanyalah transfer keilmuan.
- Ketika pandemi membatasi interaksi, dan pembelajaran ideal tak bisa dilaksanakan, maka kita pilih opsi “lebih baik” dari yang tidak ideal. Dan pembelajaran daring termasuk kategori “yang lebih baik”.
- Adapun ketika pembelajaran daring ini dijalankan, muncul masalah demi masalah, yang semuanya memang sudah bisa diperkirakan. Maka sikap terbaik kita (guru dan orang tua) adalah menerimanya dengan kesadaran penuh.
- Ada nada miring bahwa alokasi untuk kuota menjadi meningkat, ya itu sebuah resiko yang tidak bisa dihindari. Maka sikap terbaik adalah berbaik sangka kepada Allah, bahwa ketika ada kesulitan, maka Allah mengiringinya dengan dua kemudahan.
- Ada guyonan bahwa daring menjadikan penghuni rumah “darting” alias darah tinggi. Jika kita ikhlas menjalani, tak mungkin timbul stress. Keikhlasan akan menjadikan seseorang tahan banting, tidak mudah mengeluh apalagi menyerah.
Maka, sebaiknya adalah…
Sikap dan langkah terbaik bagi kita dalam menghadapi segala masalah pembelajaran daring, adalah dengan mengembalikan ke kaidah:
“Allah senantiasa menghadirkan sesuatu yang terbaik bagi hamba-Nya, walaupun hal itu dipandang pahit oleh hamba-Nya”
Semoga tulisan sederhana ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu mengembalikan segala urusan kepada Sang Pemberi Keputusan, Allah Ta’ala. In syaa Allah…
Profil Penulis

-
Seorang Pembelajar, Tak Lebih.
www.abufadli.com
Artikel Terbaru dari Penulis
Satman News21 Februari 2025SMPN 1 Mande Gelar Perkemahan Penerimaan Tamu Penggalang (PTP) untuk 414 Siswa Kelas 7
Satman News10 Februari 2025SMPN 1 Mande Gelar In House Training (IHT) tentang Pemanfaatan Rumah Pendidikan dan Microsite
Satman News21 Januari 2025Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Apa Saja ya?
Satman News19 November 2024Permendikbud No. 22 Tahun 2018: Pedoman Upacara Bendera di Sekolah
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.