Sebuah refleksi sederhana, untuk penyadaran diri. Larinya waktu itu perkara tak terelakkan, sementara perubahan itu belum tentu ada. Begitulah kebanyakan orang, merayakan pergantian waktu, namun tidak menjadikannya lebih baik.
Allah mengingatkan, semua manusia merugi sebab lewatnya waktu. Waktu tak menerima alasan, tak menanti. Siapapun tunduk padanya, sedang ia hanya tunduk pada Allah semata
Bagi pepohonan, waktu adalah syarat baginya untuk tumbuh mendekati langit, melambaikan daunnya bercanda dengan angin, sebab itu caranya bertasbih, sebab itu kewajiban baginya
Tapi bagi manusia, waktu adalah syarat baginya untuk berbekal. Mengubah waktu menjadi amal salih, dengan keimanannya. Tak seperti pepohonan, manusia punya pilihan, baik buruknya
Banyak yang beradu peruntungan dengan waktu dan merugi, sedikit yang mampu mengungguli waktu. Adalah mereka yang jeli dan teliti, serta dekat dengan pemilik waktu, yang sanggup
Maka manusia yang beruntung ialah yang menjadikan amalnya melebihi waktu, kekal hingga waktu kehabisan masa dan menemui ajalnya. Amalnya tak lekang, sampai selepas dunia
Bisa jadi waktu menjadikan jasadnya hilang dalam tanah. Namun karyanya tetap tertulis, dan kebaikannya tetap dalam ingatan, disebut-sebut, oleh penduduk bumi dan langit
Ada yang boleh berganti, waktu boleh berlalu, keburukan boleh ditinggalkan. Namun ada yang harus tetap: keimanan, keistiqamahan, dan cintaku padamu para kekasih Allah
Profil Penulis
-
Seorang Pembelajar, Tak Lebih.
www.abufadli.com
Artikel Terbaru dari Penulis
- Satman News9 September 2024Simbolis Pemberian TISKA dan Sertifikat Jamran bagi Pramuka SMPN 1 Mande
- Satman News7 September 2024Live Report! Gelaran FTBI Tingkat SMP Tahun 2024
- Satman News2 September 2024Amanat Upacara Bu Eem Rohimah: Cita-cita Jembatan Masa Depan
- Satman News27 Agustus 2024Kebersamaan dalam Secobek Petis Mangga dan Jambu Air
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.