Puisi-puisi Sederhana, Penuh Makna

Ketika gelora rasa dalam dada telah membuncah, segera tangan mencari pena, dan memulai merangkai kata, menuliskannya di lembar demi lembar kertas. Memang tak semua rasa bisa dikata. Ada yang hanya bisa dinikmati dengan diam, tanpa kata, tanpa suara.

Dalam sastra, puisi menjadi satu media mengekspresikan rasa. Kata-kata sederhana, tapi banyak mengungkap aneka makna. Menjadi wakil jiwa untuk berkata-kata.

Sahabat, sebagai web resmi sekolah, smpn1mande.sch.id akan menjadi jendela utama melihat aktivitas Satman, juga mewadahi aneka kreativitas guru dan siswa serta semua insan pendidikan yang ada di SMPN 1 Mande, terutama dalam karya-karya tulisan.

Nina Gartina

Berikut ini beberapa puisi sederhana, karya salah seorang guru di SMPN 1 Mande. Indah rangkaian katanya, in syaa Allah dalam maknanya. Penasaran? Yuk kita baca saja…..

Amanah

Our last place🍃
Hope in our smile paradise💕

Mampukah kita mempertanggungjawabkan?

Proses belajar kita, begitu tertatih untuk menjalankan segala amanah

Hanya mampu dada tersesak, ketika hati sudah tak mampu memungkiri sesatnya diri😥

Sambil dalam detik itupun juga, dosa-dosa kembali, saking hati sulit terkendali💔

Bagaimana ini???????😩 Padahal mati adalah pasti😢

Harap

Bisa jadi pada detik ini😭😭😭

Penuh malu kami mau, matikan kami dalam HUSNUL KHATIMAH😇🌹
Saya berbuat apa?
Mendo’a mereka saja selalu lupa
Seperti inikah yang berharap syurga?
Amal mana yang bisa kubawa -_-
Ya Robbanaa
Bimbing hamba😭
Syurgakan mereka💐

Refleksi

Saat saudara kita menghela asap
Saat jiwa hanya terus meratap
::::::::::::::::::
Hijau itu
Bening itu
:::::::::::::::::::
Merugi diri, jika iman tak meninggi
Merugi diri, jika syukur tak kau ulur
:::::::::::::::::
Riau, Allah SWT Maha Menguatkan💚💐

Doa Bunda

وَٱلسَّلَٰمُ عَلَىَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.(MARYAM – 33

Bagaimanapun dirimu, semoga Shalih
🌼
Nabi Ismail AS, anak shalih yang dinanti selama 86 tahun oleh Siti Hajar dan Nabi Ibrohim AS, usia 13 tahun harus diqurbankan semata-mata penghambaan tertinggi pada Allah SWT sang Maha Pemilik Hidup. Meski tetap, kecintaan Allah SWT terhadap makhluknya masih tertinggi, sehingga Allah SWT menggantinya🐏
🏵️
Sekelas Rasulullah SAW saja, seorang makhluk mulia, masih mengagungkan tata cara Ibadah Nabi Ibrohim AS dengan Idul Qurbannya. MasyaaAllah 🍀
🌸
Lantas kita?
Makhluq dho’if yang faqir kasih sayang Allah, hanya wajib dengar dan laksanakan (Sami’na Wa’athona) atas segala nilai kebaikan di dunia demi akhirat kita yang semoga kelak Syurga😢
🌺
Yaa Bunayya…
Do’a kami, hanya ingin kau Shalih.
Sebagaimana Nabi Ibrohim AS senantiasa memintanya untuk Ismailnya; sehingga ayat Allah SWT ini terkenal sebagai Do’a Nabi Ibrohim AS
🌻
ROBIHABLIIMINASHOOLIHIIN (As-Shaffat:100)
🌷

Begin to create (Seorang umi, yang senantiasa berharap syurga untuk keluarga)

Baca Juga:  Bedah Puisi RUHKU Karya Bu Nina Gartina

Profil Penulis

Deni Kurnia
Deni Kurnia
Seorang Pembelajar, Tak Lebih.

www.abufadli.com

Bagikan:

Tags

Related Post

4 tanggapan untuk “Puisi-puisi Sederhana, Penuh Makna”

Tinggalkan komentar