Sedang ingin menulis yang “beginian”, memotivasi diri, muhasabah, dan sedikit mencambuk diri, walau sedikit sakit.
Jika sahabat meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, terima kasih. Semoga menjadi kebaikan bersama. Ini tentang kita, tentang tujuan hidup dan proses menjalaninya.
Dunia ini adalah ujian, tentang siapa yang punya amal yang terbaik. Juga hari-hari yang dilalui untuk selalu jadi lebih baik. Walau kesempurnaan hanyalah harapan yang takkan dicapai manusia.
Fastabiqul khairat, hidup adalah ajang perlombaan untuk mencari perhatian, notification dari yang memiliki dan menggenggam jiwa. Banyak-banyakan mention, banyak-banyakan DM, kreativitas budak cinta Yang Maha Kuasa.
Ada yang terus-menerus kreatif dengan apapun yang dia punya, mencoba hal yang tak biasa, dengan segala rupa, terus-menerus update, agar Allah perhatian, supaya cintanya berbalas, walau anomali dilihat dari kaca mata kelumrahan.
Para hamba ini memperlombakan amalnya
Ada yang tak sabar, ada yang malas, yang digarap bukan amal, yang digarap sesama saudaranya yang berkompetisi. Bukan lari lebih cepat, tapi menjatuhkan yang lain.
Hasad memberinya jalan pintas. Seperti Qabil membunuh Habil, ia malas berkompetisi amal kebaikan, iblis menginspirasinya, salahkan saudaranya atas kelemahan dirinya. Bunuh dia.
Bagi mereka bukan amal terbaiknya, tapi berapa saudara yang mampu dijatuhkannya, agar ia terlihat hebat, agar ia satu-satunya yang tersisa. Mereka pikir dunia ini tentang siapa yang terhebat.
Hidup di dunia ini tentang peperangan, barisan taat di satu sisi, dan barisan hawa nafsu di sisi yang lain. Allah pun sudah memberi rahasia kemenangan: faith, teamwork, and focus.
Faith, kebenaran keyakinan yakni Islam dengan segala syariatnya. Ditegakkan atau upaya ditegakkan dalam segala sendi kehidupan, secara teamwork, berjamaah. Dan syarat berikutnya, focus. Tidak berpaling alias istiqomah.
Tak usah bicara tentang dakwah dan peradaban, kita bicara tentang hal terkecil dulu, suami-istri. Tak ada yang lebih tahu tentang aib suami kecuali istrinya, begitupun juga sebaliknya.
Maka Allah titahkan, “Mereka adalah pakaian bagi kalian, kalian pun pakaian bagi mereka”. Pakaian itu menutupi aib, pakaian itu membuka yang terbaik, menutupi yang kurang.
Tapi hasad itu memanglah sulit, ia menutupi mata dari melihat limpahan kebaikan, untuk hanya melihat pada kekurangan. Ia menutupi jumawa atas nama nasihat.
Yang dicari sebenarnya kepuasan diri, merasa hebat, merasa lebih. Bukankah iblis pun begitu? membuat manusia merasa rendah, merasa tak bisa apa-apa, tak punya apa-apa?
Allahummaghfirlana..
Pagi di Bandung,27 Maret 2020
Profil Penulis
-
Seorang Pembelajar, Tak Lebih.
www.abufadli.com
Artikel Terbaru dari Penulis
- Satman News9 September 2024Simbolis Pemberian TISKA dan Sertifikat Jamran bagi Pramuka SMPN 1 Mande
- Satman News7 September 2024Live Report! Gelaran FTBI Tingkat SMP Tahun 2024
- Satman News2 September 2024Amanat Upacara Bu Eem Rohimah: Cita-cita Jembatan Masa Depan
- Satman News27 Agustus 2024Kebersamaan dalam Secobek Petis Mangga dan Jambu Air
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.