Gempa Cianjur, Kita, dan Mereka

Pilu hati kita dengan berita akhir-akhir ini. Gempa Cianjur, yang banyak memakan korban.

Akses yang sangat terbatas, kelaparan dan kekurangan yang sangat, belum lagi penjarahan yang dilakukan oleh beberapa orang, benar-benar mengganggu nurani.

Tapi kita mencoba mengerti dan tak menyalahkan lebih jauh lagi, kita tak pernah berada di posisi mereka, kita tak layak melakukan kecuali memberi bantuan.

Kita saksikan rumah ditelan tanah atau ambruk rata dengan tanah, jalan yang membukit, reruntuhan yang menggantikan tanaman tumbang, kita benar-benar menyaksikan semua.

Yang menguatkan kita, bahwa masih banyak diantara mereka korban gempa yang bermartabat, punya harga diri, menjaga agar tak terlibas arus maksiat.

Yang menyenangkan kita, banyak perhatian yang juga ditunjukkan oleh ramai ormas, LSM, sekolah, bahkan partai politik, ataupun individu yang ingin memberi kebaikan semaksimal yang mereka bisa.

Di sisi lain, yang lebih mengerikan bagi saya adalah bencana kemanusiaan, dimana tidak hanya akal kita yang dibodohi, tapi nurani kita dimatikan.

Bagaimana tidak, kita dipaksa menyaksikan episode kedzaliman, mulai dari pemberangusan kelompok Islam, kriminalisasi ulama, sampai intimidasi aktivis

Baca Juga:  5 Cara Siswa Mengisi Kemerdekaan, Amanat Bu Maesyaroh dalam Upacara Penaikkan Bendera

Masih segar dalam ingatan kita, seorang guru yang menasihati muridnya untuk berhijab, dianggap melanggar HAM, dan diberhentikan. Seorang dosen wanita yang meyakini bahwa memakai niqob adalah kewajiban agama, juga diberhentikan. Sementara, ajakan-ajakan kepada kemaksiatan, dibiarkan.

Ibu-ibu dibentak, mobilnya dilempari, kepalanya hampir ditimpa tong sampah, sekarang ibu-ibu digebuki, disiksa, cara-cara biadab agar tujuan mereka tak diganggu.

Bencana ini menyakitkan, tapi bencana kemanusiaan ini menghancurkan. Entah mana yang lebih kita ratapi, entah mana yang lebih dulu kita adukan pada Allah.

Andai tak ada janji Allah, tentu kita sudah putus asa. Tapi kita Muslim, Allah janjikan yang lebih baik setelah yang buruk, dua kali Dia ulangi janji-Nya

Ya Rabb, lindungi kami dari keburukan tanah ini, dan keburukan penduduknya. Berikan kami kebaikan tanah ini, dan kebaikan penduduknya.

Tetap Taat, tetap semangat.

#pray4cianjur

Profil Penulis

Deni Kurnia
Deni Kurnia
Seorang Pembelajar, Tak Lebih.

www.abufadli.com
Artikel Terbaru dari Penulis
Baca Juga:  Ngamumule Basa Sunda, Ulah Dugi Ka Jati Kasilih Ku Junti

Bagikan:

Tags

Related Post