Ikhtiar kecil mengisi Ramadhan, Mengumpulkan Tiket Menuju Jannah

(Refleksi pelaksanaan PARADISE Online hari ke-17 Ramadhan 1442H)

Tanpa terasa, Ramadhan tahun 1442 hijriyah pada hari ini (ketika artikel ini ditulis) telah menginjak hari ke-17. Artikel mengenai program PARADISE online telah terlebih dahulu ditulis oleh Bu Yuni Choirunissa, S.Pd. Adapun artikel kali ini bisa dipandang sebagai curhatan saya sebagai koordinator PARADISE online kelas IX.

Terus terang awalnya saya tidak membayangkan bahwa SMPN 1 mande akan menyelenggarakan program Ramadhan. Pandemi telah membatasi ruang gerak dan interaksi, termasuk dalam hal amaliah Ramadhan. Jika biasanya sekolah dapat menyelenggarakan pesantren kilat atau Program bimbingan Ramadhan, tahun lalu tidak dapat dilaksanakan karena terbatasnya interaksi di sekolah dengan peserta didik akibat pandemi. Tapi itu berlaku bagi orang biasa. Bagi orang luar biasa, pandemi malah menjadi pemicu munculnya inovasi kegiatan dalam rangka proses pendidikan. Beruntung SMP Negeri 1 Mande memiliki SDM luar biasa, yang mampu menghadirkan program Ramadhan yang inovatif sesuai dengan tututan masa pandemi.

Saya tidak mengetahui secara detail bagaimana PARADISE online ini direncanakan. Namun saya juga memiliki keprihatinan, jika momen baik seperti Ramadhan, akan berlalu begitu saja tanpa diisi dengan kegiatan ibadah oleh siswa. Sebagai institusi pendidikan, menjadi kewajiban bagi sekolah untuk mengarahkan, membiasakan, melatih, memberikan stimulus juga memantau peserta didik untuk mengisi Ramadhan dengan amal ibadah. Keterlibatan saya dalam PARADISE online terjadi ketika Bu Yuni menyampaikan belum ada koordinator untuk program PARADISE online kelas IX, secara spontan saya mengajukan diri.

Baca Juga:  PAPAJAR KELUARGA SATMAN

Awalnya saya sendiri masih bingung apa yang harus dikerjakan sebagai koordinator dalam program ini. Ternyata yang pertama adalah menguji kelayakan link Google Form yang akan digunakan sebagai media laporan amaliah harian Ramadhan oleh peserta didik. Bu Nina Gartina sebagai kreator form meminta saya dan Bu Yuni Choirunnisa untuk memeriksa apakah link berfungsi dengan baik, atau adakah item yang harus ditambahkan atau dikurangi dari form tersebut. Sedangkan untuk sisi artistik form, diserahkan kepada Pak Januar Arifin.

Setelah form dinyatakan lengkap dan layak untuk dishare, tugas koordinator adalah memperbanyak form sejumlah kelas tiap tingkat. Sehingga tiap kelas akan memiliki alamat link yang berbeda walaupun konten yang harus dilaporkan sama. Tujuannya adalah selain untuk mempermudah koordinator ketika merekap form, juga untuk membiasakan siswa bersikap jujur. Tugas selanjutnya dari koordinator adalah menyiapkan dan menyebarkan form untuk dokumentasi. Dan tugas terpenting dari koordinator adalah merekap respon dari link PARADISE setiap hari dan melaporkannya kepada wali kelas.

Banyak hal menarik yang saya temukan sebagai koordinator ketika merekap laporan amaliah harian selama bulan Ramadhan melalui link PARADISE online. Yang pertama adalah melihat bagaimana siswa menyerap informasi. Link googleform yang harus diisi sudah dilengkapi dengan instruksi yang jelas. Namun masih saja ada siswa yang mengisi link tidak sesuai dengan instruksi. Misalnya diinformasikan bahwa link yang dilaporkan adalah kegiatan hari sebelumnya. Akan tetapi ada saja siswa yang melaporkan kegiatan Ramadhannya pada hari yang sama ketika link diisi. Pada hal maksud dari instruksi tersebut adalah melatih kejujuran dari siswa. Ketika siswa mengisi link tanggal 15 April yang bertepatan dengan hari ke-4 puasa, maka siswa melaporkan amaliah Ramadhan hari ke-3. Ini berkaitan dengan instruksi kedua, yakni link diisi maksimal pukul 20.00 setiap hari selama bulan Ramadhan. Maksud dari instruksi ini adalah membiasakan siswa untuk disiplin.

Baca Juga:  Akhirnya, Warga Pendidik dan Tendik SMPN 1 Mande divaksin Covid-19

Yang tidak kalah menarik adalah ketika siswa diminta untuk mengirim dokumentasi ketika mereka sedang beribadah. Untuk kelas IX, mereka diminta mengirim foto atau video ketika membaca Al-Qur’an, ada siswa yang mengirim swafotonya, tanpa Al-Qur’an. Atau ada siswa yang mengisi link PARADISE di link kelas lain. Untuk kelas IX, ceritanya menjadi semakin kompleks. Banyak siswa kelas IX yang tidak mengisi laporan amaliah Ramadhan. Kalau sduah begitu, para wali kelas yang akan menghubungi siswa bersangkutan. Bahkan ada wali kelas yang menghubungi orangtua siswa untuk mendorong agar siswa tersebut berpartisipasi dalam program Paket Ramadhan di Sekolah. PARADISE online merupakan bagian dari pendidikan karakter di SMPN 1 Mande. Salut kepada para wali kelas yang begitu berdedikasi dalam proses pendidikan siswa.

Dari sekian banyak kesulitan ketika merekap laporan PARADISE online, saya dihadapkan pada satu pemikiran: bahwa Ramadhan adalah saat yang paling tepat untuk mengumpulkan pahala. Apa pun kebaikan yang bisa dikerjakan, insya Alloh bernilai ibadah. Semoga amalan sekecil biji zarah dengan merekap laporan amaliah Ramadhan siswa menjadi tabungan ibadah kita untuk meraih tiket menuju JannahNya. Dan semoga program keagamaan di SMPN 1 Mande akan berlanjut, agar terwujud siswa yang berakhlak mulia, beriman dan bertakwa.

Baca Juga:  Makna Pahlawan di Mata Guru dan Siswa Satman

Profil Penulis

Santi Kurniawati
Belajar Berbagi Sambil Menasehati Diri

Bagikan:

Tags

Related Post

4 tanggapan untuk “Ikhtiar kecil mengisi Ramadhan, Mengumpulkan Tiket Menuju Jannah”

  1. Nina Gartina

    Aamiin Allohumma Aamiin
    Jazakumullohu Khoironkatsiro Kelbes Satman

  2. […] maupun koordinator. Setelah sebelumnya ada sepekan perjalanan PARADISE Online, dilanjutkan dengan refleksi pelaksanaan PARADISE Online hari ke-17 Ramadhan , kali ini kita akan membahas dokumentasi kegiatan PARADISE […]

Tinggalkan komentar