Berbagi Cerita Home Visit Guru, Demi Kamu Nak!

Tetap saja, pembelajaran daring menyisakan aneka permasalahan. Walaupun berbagai pihak telah mengupayakan berbagai cara agar pembelajaran daring bisa efektif. Termasuk di sisi guru, berbagai ikhtiar dilakukan agar kualitas pembelajaran daring ini meningkat kualitasnya, dan tujuan bisa tercapai.

Seperti di SMPN 1 Mande beberapa waktu lalu diadakan In House Training (IHT) tentang penggunaan media video dalam proses KBM online.

Selain secara formal dengan training-training dan praktek langsung, ikhtiar peningkatan kualitas pembelajaran juga dilakukan guru dengan diskusi-diskusi ringan, walau sambil menyantap cemilan dan menikmati secangkir kopi.

Setelah diupayakan Peningkatan efektivitas pembelajaran daring, bagaimana dengan tingkat partisipasi peserta didik?

Yang namanya pembelajaran daring ya tentu tak seefektif pembelajaran tatap muka. Banyak kekurangan, di samping ada juga kelebihannya. Di sisi guru, alhamdulillah masih semangat 45 dalam membimbing peserta didik dalam proses KBM. Dengan ramuan ucapan tertentu agar peserta didik betah dan mau belajar,kadang jarang ditemui dalam pembelajaran tatap muka😁

Misal, dengan sapaan hangat di pagi hari atau ketika mengawali pembelajaran. Atau menggunakan emoticon-enoticon tertentu untuk mencairkan suasana pembelajaran daring, juga pujian dan apresiasi jika anak menyelesaikan tugas tertentu tepat waktu. Banyak cara verbal yang dilakukan guru agar pembelajaran daring menjadi “keren” di tengah segala kelemahannya.

Baca Juga:  Menepis Nada Miring Pembelajaran Daring

Bagaimana di sisi peserta didik?

Ada dua kondisi, gayung bersambut dan bertepuk sebelah kanan.

Kondisi pertama, siswa dan guru gayung bersambut. Dalam artian, guru bersemangat mengajar dan siswa bersemangat juga dalam belajar. Indikasi di siswa, mengisi absen tepat waktu, menjawab salam, responsif dalam pembelajaran, dan giat dalam menyelesaikan tugas.

Kondisi kedua, bertepuk sebelah kanan. Guru berkobar semangatnya dalam mengajar, namun siswa kurang respon bahkan ada yang raib entah kemana. Mereka bersemangat ketika mengabsen dan menjawab salam pembuka dan penutup, namun “tiarap” ketika dalam KBM.

Yang lebih parah dari itu, ada siswa yang “raib”. Tak muncul di dunia maya, tak ada juga di dunia nyata. Ketika ada sesi pengambilan tugas luring di sekolah, tak datang juga.

Tak habis akal, guru menjalankan strategi cadangan, “home visit”. Maka dikunjungilah peserta didik yang raib tadi. Di sinilah muncul aneka drama.

Banyak guru memiliki cerita tersendiri ketika melaksanakan home visit ke rumah siswa, unik, penuh drama, kadang membuat agak emosi, juga lucu.

Baca Juga:  Mengingati diri Dengan Maulid Nabi

Ada siswa yang jauh rumahnya, yang hanya bisa dicapai dengan sepeda motor. Ada siswa yang enggan menemui guru yang home visit, sampai ada yang harus “diolo” supaya mau belajar. Ada juga yang rutin, baru bangun pukul 11.Dan buanyaak lagi cerita dari para guru dalam menjalankan aneka cara agar partisipasi siswa dalam belajar meningkat.

Semua itu dilakukan guru, demi kamu, Nak! Demi mengantarkan kamu ke pintu kesuksesan, memberi bekal keilmuan untuk meraih kesuksesan itu, dan agar kamu menjadi manusia yang solih dan solihah.

So, bersemangatlah. Kamu harus ingat perkataan Imam Syafi’i, “Siapa yang enggan melakoni penatnya belajar, bersiaplah menjalani penderitaan dalam kehidupan”.

Profil Penulis

Deni Kurnia
Deni Kurnia
Seorang Pembelajar, Tak Lebih.

www.abufadli.com
Artikel Terbaru dari Penulis
Baca Juga:  Ramadhan ini, Momen Memulai Berhijab Syar'i

Bagikan:

Tags

Related Post

6 tanggapan untuk “Berbagi Cerita Home Visit Guru, Demi Kamu Nak!”

  1. Hey very nice blog!

Tinggalkan komentar