Tak Tatap Muka, Uji Mengaji dengan Video Call pun Jadi

Masih banyak cerita yang bisa kita rangkai dalam deretan kata, tentang romantika, dinamika, sekaligus problematika yang terjadi dalam pembelajaran daring.

Banyak yang dirasa oleh kita sebagai guru, dan juga oleh siswa. Terkadang muncul kelucuan, yang membuat senyum dan tawa bertebaran di wajah para guru. Misal, seorang guru menugaskan melalui WhatsApp kepada siswa untuk MERANGKUM MATERI. Eh..muncul pertanyaan dari siswa, “Bu ditulis?” Saya pun belum tahu ada aktivitas baru merangkum, tanpa menulis.

Selain hal lucu, kekesalan juga sering muncul. Misal, dengan segenap persiapan materi dan suara merdu, guru menyapa dan memberi salam kepada siswa menggunakan voice note. Eh…yang menjawab cuma 2-3 orang. Atau ketika mengabsen, dengan kesigapan luar biasa, para siswa menuliskan kehadirannya di grup. Tapi setelah itu, banyak yang menghilang entah kemana. Kesalkah guru? Jika iya, manusiawi juga.

Hal lucu sekaligus mengesalkan, misal, ketika seseorang dijapri, “kamu belum mengumpulkan tugas-tugas”. Eh ternyata siswa tersebut menjawab, “Tugas yang mana?”, hadeuh….berbulan-bulan pembelajaran daring, masih tak tahu ada tugas.

Baca Juga:  Makna Pahlawan di Mata Guru dan Siswa Satman

Kalau dicatat semua, bisa menjadi novel beratus-ratus halaman. Tapi intinya, bahwa pembelajaran daring memang bukan sesuatu yang ideal. Masih banyak menyisakan kekurangan-kekurangan dan permasalahan. Walau tak dipungkiri, dengan pembelajaran daring ini memacu semua pihak untuk melek teknologi.

Video Call, Sebuah Upaya Talaqqi Pembelajaran Mengaji

Ada beberapa aspek dalam pembelajaran yang harus dilakukan secara tatap muka. Salah satunya pelajaran PAI dalam aspek Al Qur’an. Dalam istilah agamanya talaqqi, secara sederhana diartikan tatap muka.

Menguji siswa dalam membaca Al Qur’an mutlak harus tatap muka. Mengapa? Karena ada hubungannya dengan melihat gerak bibir dalam melafazkan huruf-huruf, bagaimana makhrojul hurufnya, bagaimana shifatul hurufnya, bagaimana tajwidnya digunakan dalam membaca. Semua ini sangat tidak maksimal jika dilakukan hanya melalui voice note, misalnya.

Walau tidak oftimal, beberapa kelas dicoba melalui video call di aplikasi WhatsApp untuk menguji keterampilan para siswa dalam membaca Al-Qur’an. Dihubungi seorang demi seorang, setelah diinformasikan beberapa hari sebelumnya, untuk kesiapan segalanya.

Baca Juga:  Suara Hati untuk Guruku...

Sepertinya ada keseriusan di diri para siswa dengan pengujian seperti ini. Salah satunya besarnya angka partisipasi mereka dalam pembelajaran. Juga yang bisa dilihat dalam video, mulai dari background tempat sampai posisi kamera, sudah mereka persiapkan.

Ada yang tegang, ada yang sambil senyum-senyum, ada juga yang malu-malu karena di-video call oleh guru. Tapi semua itu menjadi sebuah pengobat bagi guru juga siswa yang mungkin rindu untuk bertatap muka. Selain tentunya, sebagai guru yang sedang menguji keterampilan mengaji, akan bisa melihat lebih utuh kemampuan mereka dalam tajwid, makhroj, juga shifatul huruf.

Itu saja cerita hari ini….terima kasih sudah mampir di web Satman…

Sedikit Dokumentasi

6 Replies to “Tak Tatap Muka, Uji Mengaji dengan Video Call pun Jadi”

Tinggalkan Balasan