Siapa yang Tak Suka Kebaikan? Sebuah Opini

Islam itu sistem kehidupan dari Dzat Yang Maha, yang paling memahami manusia karena Dia penciptanya. Karenanya aturan Islam tidak mungkin salah, mustahil merusak.

Maka penerapan syariat itu, dimanapun dan kapanpun, oleh siapapun, pasti akan menghasilkan kemashlahatan, kebaikan bagi manusia semuanya bukan hanya Muslim.

Memang betul, Islam itu sempurna dan pasti baik, tapi Muslim belum tentu. Karena itulah Rasulullah saw diutus untuk jadi standar seperti apa cara memahami Islam yang benar.

Rasulullah ditiru oleh sahabat, sahabat ditiru tabiin, tabiin ditiru tabiut tabiin, demikian seterusnya hingga para ulama hadir jadi panutan bagi ummat memahami Islam yang benar.

Maka keberadaan ulama itulah sebagai panduan bagi ummat, seperti apa memahami Islam yang benar, persis seperti yang Rasulullah saw contohkan dalam hidupnya.

Nah, bila Islam sudah dipraktekkan, maka pasti akan muncul kebaikan dan kemashlahatan. Bila sebaliknya, yang terlihat adalah kemudharatan, ada dua kemungkinan.

Kemungkinan pertama, kurang tepat mempraktekkannya, dan yang kedua, bisa jadi Islam dipraktekkan di tempat yang tidak Islami, hingga muncul penentangan dan hambatan.

Baca Juga:  Ramadhan ini, Momen Memulai Berhijab Syar'i

Sebagaimana Rasulullah yang mencoba menerapkan Islam, kita saksikan kaum Quraisy saat itu bergejolak dan tak kondusif, ini jelas bukan salah Rasulullah yang membawa Islam.

Sekarang pun sama, di Indonesia, banyak kekisruhan terjadi pasca kasus penistaan agama, ulama-ulama dituduh menjadi provokator dan merusak ketentraman.

Ya bisa dua kemungkinan. Apakah ‘ulama’nya yang kurang tepat memahami dalil, atau pemerintahan sekarang sama seperti Quraisy dulu, merasa terancam dengan kebenaran.

Lalu yang mana yang paling mungkin terjadi? Lihat saja oleh kita, jika ayat Allah sudah mulai dimasalahkan, disitulah letak masalahnya, sebab Al-Qur’an itu pembeda, Al-Furqan.

Siapapun dekat dengan Al-Qur’an, berusaha mengamalkan walau sebisanya, dia berada dalam kebenaran. Siapa yang alergi dengan Al-Qur’an, dia teman syaitan.

Sering-sering mendaras Al-Qur’an, agar ia merasuk dalam hati yang terdalam, dan karenanya kita akan diberi ketenangan dalam menghadapi fitnah-fitnah kehidupan.

Jazakumullohu khoiron…..

Profil Penulis

Deni Kurnia
Deni Kurnia
Seorang Pembelajar, Tak Lebih.

www.abufadli.com
Artikel Terbaru dari Penulis
Baca Juga:  Gempa Cianjur, Kita, dan Mereka

Bagikan:

Tags

Related Post