Ini postingan sederhana tentang sebuah mesin pencari raksasa yang bernama Google. Teman-teman di kampung biasa menyebutnya Mbah Gugel.
Tulisan ini tidaklah sedang mereview Google, melainkan sekedar menghubungkannya dengan prinsip dan karakter kita. Lho kok bisa? Bisa sekali.
Sebelum memaksa menghubungkan karakter Google dengan karakter ideal kita, izinkan saya untuk bercerita sedikit.
Susahnya Berbagi hati
Berbagi hati itu tidaklah mudah. Jangankan dengan manusia, dengan yang selainnya saja menciptakan keseimbangan antara yang satu dengan yang lainnya, susahnya minta ampun.
Misalnya dalam mengelola blog atau website. Membangun dan mengelola 4 blog dalam waktu bersamaan, memerlukan energi dan pemikiran ekstra. Karena kita tahu, blogging itu berhubungan dengan olah kata dari pemikiran.
Ada 4 blog yang saya kelola sekaligus, dengan tema bahasan (niche) yang berbeda.
Yang satu kontennya tentang berita politik, yang satu tentang dunia wanita, yang satu lagi tentang pendidikan dan dakwah. Dan website yang satu lagi, yang sedang Sahabat baca, website resmi SMPN 1 Mande, juga tentang pendidikan. Walaupun yang terakhir ini bersifat kolaborasi dalam pengelolaannya.
Namun bagi siapapun yang memiliki sebuah passion yang khas dalam satu bidang tentu tidak terlalu menjadi masalah, asal ada komitmen waktu dengan dirinya sendiri.
Sedikit pengalaman dari pengelolaan konten-konten website dengan segala pernak-perniknya, menghasilkan nilai kepuasan yang tidak bisa dinilai dengan apapun.
Pergumulan yang intensif dengan hal ihwal konten internet serta mesin pencarinya, khususon Google, memunculkan beberapa nilai yang ternyata “nyambung” dengan karakter atau prinsip kita.
4 Karakter Google yang Sama dengan Karakter ideal Kita
Saya mencatat setidaknya ada 4 hal menarik dari search engine ini, yaitu:
- Google Suka Website yang sederhana
- Google suka website yang responsif
- Google suka website yang isinya orisinil
- Google suka website yang tidak merendahkan
Yuk kita bahas satu per satu dan membedah hubungannya dengan karakter kita sebagai muslim.
- Google suka yang sederhana
Bagi pemain dunia internet tahu betul bahwa Google suka website yang sederhana dalam hal tema atau tampilan. Google sangat tidak suka website yang terlalu banyak memasang pernak pernik yang tidak berguna. Yang membuat pemborosan resources, dan loading menjadi lambat.
Google saja suka yang sederhana, Bagaimana dengan kita? Tentu kita pun akan nyaman dengan kesederhanaan, tidak berlebihan-lebihan dalam segala hal. Selain diri kita, bukankah teman kita pun akan suka jika kita bersikap sederhana.
2. Google suka yang responsif
Google sangat menyukai website yang responsif, artinya website tersebut bisa menyesuaikan tampilannya ketika dibuka di desktop, tablet, dan smartphone. Atau bisa dibuka sempurna di semua gadget.
Dalam kehidupan sehari-hari, kata responsif bisa diartikan dengan SUPEL. Kita sebagai makhluk sosialnya, memang seharusnya responsif, bisa masuk ke semua kalangan, semua kasta, dan tidak membeda-bedakan. Tidak gontok-gontokan alias genk-genkan.
Google saja suka kepada yang responsif/supel, apalagi kita yang memiliki akal dan hati. Suka kepada yang supel dan berusaha menjadi manusia supel. Setuju?
3. Google suka yang asli alias orisinil
Google, dengan algoritmanya yang canggih bisa mendeteksi sebuah artikel itu menjiplak atau tidak, asli buatan sendiri atau meniru karya orang lain.
Apalagi website yang diterima jaringan periklanan Google Adsense, seperti web kesayangan kita ini, Google lebih kejam terhadap artikel copy paste.
Intinya, Google itu suka kepada konten website yang asli, tidak meniru-niru, dan jujur dalam karya.
Bagaimana dengan kita? Sebagian besar dari kita suka kepada yang asli. Beli madu mau yang asli, beli baju dengan merk branded, mau yang asli. Apapun mau yang asli, bukan Kawe-kawean. Dalam konteks diri, seseorang akan menjadi unik ketika menampilkan dirinya yang asli, tidak menjadi imitasi manusia lainnya. Istilah asingnya, “be yourself”, jadi diri sendiri.
Untuk poin ini, samakan karakter Google dengan diri kita?
4. Google tidak suka yang merendahkan
Pada pedoman konten website, ada larangan untuk merendahkan satu golongan, menghina golongan lain, dan yang semacamnya. Jika nekad dilakukan, maka siap-siap website tersebut di-banned, alias dihukum Google.
Kita pun demikian. Kita menyadari bahwa kita sama-sama manusia, makhluk Allah SWT. Bukan harta yang membuat orang menjadi mulia, bukan jabatan yang membuat orang mendapat pujian, melainkan ketakwaan yang jadi ukuran kemuliaan.
Maka seharusnya, di antara kita tidak ada yang saling merendahkan. Malu sama Google yang “mengharamkan” konten yang menghina dan merendahkan. Akur?
Itulah Sahabat, 4 Karakter Google yang Mirip dengan Karakter Ideal Kita. Semoga saja ini menjadi pemicu dan pemacu kita semua untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, dengan menjaga ketakwaan kepada Allah SWT. Aamiin.
Profil Penulis
-
Seorang Pembelajar, Tak Lebih.
www.abufadli.com
Artikel Terbaru dari Penulis
- Artikel13 November 2024Tanggal 13 November Hari Kebaikan Sedunia, Pentingkah?
- Satman News11 November 2024Surat Himbauan Disdikpora Cianjur tentang Larangan dan Dampak Negatif Judi Online
- Satman News11 November 2024Upacara Bendera SMPN 1 Mande: Mengenang Hari Pahlawan dengan Semangat Teladan
- Satman News7 November 2024Sosialisasi Komunitas Belajar (Kombel) di SMPN 1 Mande: Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Kolaborasi Guru
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.